Hard selling SPG event
Bahasa hard selling atau push penjualan terdengar gahar atau keras,namun ini adalah salah satu strategy dalam pemasaran.Tugas besar yang akan di terima seorang marketing atau pun sales man/girl.Beberapa produk terus menggunakan manuver ini untuk bisa menang dalam persaingan,beberapa juga perusahaan yang memperhaatikan kebutuhan untuk mewujudkan dan mensukses kan strategy ini.
Banyak sekali perusahaan gembar gembor tentang hard selling namun fasilitas yang di berikan kepada pekerja nya sangat minim,sory to say jika harus berkata seperti budak saja bekerja menuruti ambisi diktaktor yang hanya mementing kan keinginan nya dan tidak perduli dengan kesejahteraan pekerja nya.
Kami selaku penyedia jasa SPG event atau agency SPG event sering kali menemui klien yang sangat egois seperti ini.SPG event di beban kan target yang tinggi dan berat namun kompensasi yang di berikan sangat minim.Misal ; sebuah produk dengan harga jual Rp.100.000,kita anggap profit nya adalah 10% yaitu Rp.10.000.Klien membebani SPG event tersebut target omset Rp.1.500.000 dengan kompensasi bayaran/upah ke SPG event Rp.100.000.Gubrak!!!!
Mending juga dagang asongan di lampu merah keuntungan nya penuh masuk kantong sendiri.bahkan beberapa memberlakukan punishment jika ada SPG event yang tidak target.Terlihat sangat egois padahal dari sebuah event klien mendapat kan promosi yang bisa membesar kan produk atau nama perusahaan nya,sebuah benefit yang tidak ternilai harga nya.
Saya rasa anda semua tahu apa itu SPG,Sales Promotion Girl sebuah professi yang tidak permanent seperti hal nya seorang karyawan tetap.logis karena memang tidak selama nya sebuah produk terus berpromosi suatu saat pasti akan ada saat nya untuk menikmati hasil promosi nya.Jika ada produk yang melakukan promosi dengan jangka waktu yang sangat panjang pasti karena takut tersalip atau di dahului brand lain.
Berbagai brand yang pernah kami temui dengan ego yang menurut kami sangat tidak rasional melakukan hal tersebut dan selalu tidak akan berhasil.Bagi anda yang akan memulai wajib mempertimbang kan hal tersebut.Tidak ada sebuah perusahaan maju dimana semua pekerja nya mengisi jam kerja dengan mengeluh.





